Kenapa harus bahasa Inggris?

Di 2 post sebelumnya mengenai Pondok Indah Mall dan Hotel Borobudur, terlihat bagaimana kalau non native speaker berusaha memanfaatkan bahasa Inggris dengan hasil yang salah. Setelah agak lama, aku sudah mengumpulkan beberapa contoh lagi:

image

Ini foto yang aku ambil dari sebuah booth pameran di lobby gedung Bursa Efek Indonesia. Kalau sebelum2nya aku ngasih saran gimana mengubah bahasa Inggris nya, yang ini aku benar2 bingung, sebenarnya si pembuat tagline mau menyampaikan apa. Perumahan Asli Jakarta Selatan? Tauk ah 🙂

Contoh satu lagi tidak sempat aku foto, karena terpampang di tol dan selalu ga sempat mengambil fotonya dalam kondisi mobil melaju cepat. Terpampang besar di tol Serpong arah Ulujami-Bintaro, di sebuah jembatan penyebrangan, iklan dari RS Internasional Bintaro: “Patient Safety is Our Priority”. Itu kutipan lengkap, tanpa diubah tanda-tanda bacanya. Ngga perlu dijelaskan salahnya apa kan? Hampir sama dengan kesalahan tanda baca di Pondok Indah Mall.

Kembali ke pertanyaan yang ada di judul posting ini: Kenapa harus bahasa Inggris? Apakah bahasa Indonesia sudah dianggap “tidak cukup”?

Menurut saya pribadi, ada 3 alasan kita menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia:

  1. Ketika yang dituju oleh iklan/brosur/dll adalah memang orang-orang asing atau yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia. Misalnya, iklan edisi bahasa Inggris dari majalah Tempo, iklan sebuah restoran atau lokasi hiburan yang memang menargetkan wisatawan mancanegara.
  2. Ketika istilah yang digunakan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, atau sudah ada tapi belum banyak yang kenal. Atau, yang ini lebih parah, kita yang tidak tau padanannya. Ini biasanya sering terjadi ketika sedang dalam diskusi langsung yang membuat kita tidak sempat mengecek kamus atau mencari di Internet.
  3. Terakhir, dan sepertinya yang lebih sering terjadi, adalah demi prestige atau bahasa kasarnya, keren-keren-an doang 🙂 Biar keren gitu lho, pake bahasa Inggris. Kan kesannya kelas internasional, go international, beda kelas dengan pengguna bahasa Indonesia.

Kalau aku liat, lebih sering kejadian alasan nomor 3 yang kentara. Untuk apa juga Pondok Indah Mall menggunakan bahasa Inggris di iklannya? Aku yakin 75% atau malah 90% pengunjung adalah orang Indonesia. Grand Matoa? Lebih ngga masuk akal lagi. RS Internasional Bintaro? Sama saja dengan Pondok Indah Mall. Jadi, intinya hanya sekedar “supaya keren”. Sedih juga melihatnya.

Tapi, mau gimana lagi? Website kami saja menggunakan tagline bahasa Inggris, “Our home in the Internet”, menggunakan nama-nama kategori Bahasa Inggris, dst. Well, we have to do what we have to do, right? Oops, kok jadi bahasa Inggris 🙂

Sekedar saran: kalau mau menggunakan bahasa Inggris, mbok ya berani bayar mahal dikit dengan meminta seorang native speaker untuk mengecek apakah sudah benar, baik secara spelling, grammar, dst. Jadi ngga bikin malu, udah pake bahasa Inggris biar keren, eh, salah dan diketawain orang 🙂

Mau lebih aman lagi?  Ya pake Bahasa Indonesia dong! 🙂

Add a Comment